Perkembangan trend mode dewasa ini memunculkan kreasi batik yang semakin inovatif dan beragam, baik dari segi motif maupun metode produksinya. Salah satu warisan kreasi batik yang dewasa ini kembali dikembangkan adalah batik jumput (jumputan). Batik jumputan memiliki keunikan dari segi metode produksinya, dimana proses pewarnaannya menggunakan teknik celup rintang, yang artinya zat warna yang diserap oleh kain dirintangi (terhalang) dengan bahan atau alat sehingga membentuk corak/ motif unik. Adapun yang digunakan sebagai perintang adalah tali raffia/ karet/ benang/ maupun potongan-potongan bambu kecil yang diikatkan pada kain.
Batik Jumputan dikenal memiliki nilai seni yang tinggi. Keanggunan corak dan warnanya sangat dipengaruhi oleh ketrampilan dari pengrajinnya. Sementara corak dan warna yang timbul tergantung dari bahan baku kain, cara, kreasi, dan zat warna yang dipergunakan. Bahan baku yang digunakan sendiri merupakan kain pilihan, diantaranya primisima, dolbi, mori katun paris dan sutra. Sementara pewarnaannya menggunakan pewarna indigosol dan naptol yang dikenal tidak gampang luntur.
Keunikan lain dari batik jumput adalah motif yang dimilikinya. Pengerjaan motif yang sama bisa jadi memiliki hasil akhir yang berbeda, atau bisa dikatakan motifnya limited edition. Hal tersebut dikarenakan proses celup rintang yang digunakan sebagai proses pewarnaan memungkinkan untuk menghasilkan motif yang berbeda-beda, kendati dalam satu motif yang sama.
DI desa Jenggot Kecamatan Krembung Sidoarjo , produk batik jumput mulai dikembangkan oleh para ibu-ibu PKK. mereka menilai bahwa selain dapat tambahan penghasilan, produk batik juga diharapkan dapat menjadi pilihan bagi masyarakat untuk memilih pakaian yang menggambarkan identitas indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar